Kegiatan Belajar 1 Sistem Kontrol Terprogram
A.
Tujuan
Setelah mempelajari
kegiatan belajar 1, siswa diharapkan dapat memahami
dan mengaplikasikan pengertian PLC, memahami dan mengaplikasikan jenis-jenis
PLC, memahami perbandingan PLC dengan konvensional kontrol panel., memahami contoh aplikasi dengan PLC.
B.
Uraian Materi
1.
Pengenalan Programmable
Logic Controller (PLC)
Programmable Logic Controller diperkenalkan pertama kali pada 1968 oleh Richard
E.Morley yang merupakan pendiri Modicon
Corporation. Modicon adalah kependekan dari Modular Digital Controller. Pemrograman PLC dahulu divais pemrograman hanya untuk merek spesifik PLC, namun
sekarang pemrograman dilakukan
menggunakan PC dengan software berbasis windows.
PLC (Programmable
Logic Controller) merupakan “computer khusus” untuk aplikasi di industry
digunakan untuk memonitor & mengontrol proses industry untuk menggantikan hard-wired control (rangkaian relay/ kontaktor) dan memiliki bahasa pemrograman sendiri. Berbeda dengan Personal Computer, dalam PLC sudah
dilengkapi unit input-output digital
yang bisa langsung dihubungkan ke perangkat luar (switch, sensor, relay, dll) bahkan ada yang sudah memiliki ADC/DAC buit-in.
Sebelum ditemukan PLC, tugas pengontrolan dilakukan
oleh kontaktor dan relay yang dirangkai bersama dengan kabel. Rangkaian harus
didesain dan digambar dulu, kemudian menetapkan spesifikasi dan instalasi
pengkabelannya. Teknisi harus mengerjakan pemasan dan pengkabelan sesuai gambar
teknik tersebut. Jika salah dalam mendesain atau ada modifikasi, designer dan
teknisi harus merombak dan mengerjakan instalasi lagi.
Pada awalnya, sistem kontrol industri
menggunakan cara konvensional yaitu dengan sistem sambungan menggunakan
beberapa komponen seperti time, relay, counter dan kontaktor. Generasi
selanjutnya, sistem kontrol industry sudah menggunakan microprocessor dengan
bahasa pemograman assembler.
Programmable Logic Controller pada dasarnya adalah sebuah computer yang khusus
dirancang untuk mengendalikan aktifitas suatu mesin secara otomatis. Ditinjau
dari fungsinya, PLC dirancang untuk menggantikan relay logic pada rangkaian
kendali magnetik. Mesin yang dikendalikan PLC dapat berupa regulasi variabel
secara kontinu seperti pada servo (Kecepatan, posisi) atau hanya melibabtkan
aktifitas pengendalian dua keadaan saja (on-off, buka-tutup, berputar-berhenti,
nyala-padam, start-stop, naik-turun
yang dilakukan secara berulang-ulang seperti umum dijumpai pada mesin
perakitan, sistem konveyor, sistem pengisian-pengosongan dan lain sebagainya.
Untuk tujuan tersebut diperlukan data informasi dari sensor, PLC sebagai
pengendali dan actuator yang menerima instruksi. Sensor dan actuator tersebut
dipasang pada mesin yang dikendalikan seperti diagram konseptual yang
diperagakan pada gambar 1.
Gambar 1. Diagram Konseptual Aplikasi PLC.
Walaupun
istilah PLC secara bahasa berarti pengontrol logika yang dapat diprogram, tetapi pada
kenyataannya, PLC secara fungsional tidak lagi terbatas pada fungsi-fungsi
logika saja. Sebuah PLC dewasa ini dapat melakukan perhitungan-perhitungan
aritmatika yang relatif kompleks, fungsi komunikasi, dokumentasi, dan lain sebagainya
(sehingga dengan alasan ini dalam beberapa
buku manual, istilah PLC sering hanya ditulis sebagai PC- Programmable
Controller saja).
2.
Jenis-jenis PLC
Perangkat Programmable Logic Controller (PLC) ada 2 macam
yaitu :
a.
Programmable Logic
Controller (PLC) Fixed
Adalah PLC yang dari
konstruksinya sudah menjadi satu antara piranti input, output dan pemprosesnya
menjadi satu bagian, tetapi umunya kapasitasnya kecil
Gambar 2. Programmable Logic Controller
(PLC) Fixed
b.
Programmable Logic Controller (PLC) Modular
Adalah PLC yang dari
konstruksinya terpisah seperti piranti input, output dan pemprosesnya menjadi bagian dari
modul-modul. Umumnya kapasitasnya
besar.
Ukuran
kapasitas dan PLC ditentukan oleh merk, tipe dan model yang dibuat oleh pabrik.
Gambar 3. Programmable Logic Controller
(PLC) Modular
Programmable Logic Controller (PLC) tidak dapat
dipasang langsung untuk piranti yang membutuhkan power tinggi seperti motor
listrik karena output PLC kemampuannya terbatas. Oleh karena itu harus dipasang
suatu perangkat penguat yang disebut buffer.
Gambar 4. Output
PLC menggunakan buffer.
3.
Blok Diagram Programmable Logic Controller
(PLC)
Gambar 5. Blok
diagram Programmable Logic Controller (PLC)
Gambar 6. Peralatan
I/O Beserta Simbol
a. Power Supply Unit (Catu Daya)
Unit ini berfungsi untuk memberikan sumber
daya pada PLC. Modul ini sudah berupa Switching Power Supply.
b. CPU (Central Processing Unit)
Unit ini merupakan otak dari PLC. Disinilah
program akan diolah sehingga sistem kontrol yang telah kita design bekerja
seperti yang kita inginkan. CerlPU PLC Omron sangat bervariasi macamnya
tergantung pada maasing-masing tipe PLC-nya.
c. Memory Unit
RAM : Random Acces
Memory
EPROM : Erasable
Programmable Read Only Memory
EEPROM : Electrical
Erasable Programmable Read Only Memory
d. Input Unit
Digital Input : Input point digital
- AC / DC 24 Volt
- DC 5 Volt
- AC 110 / 220 Volt
Analog Input : Input point linier
- 0 – 10 Volt DC
- - 10 Volt – +10 Volt DC
- 4 – 20 mA DC
e. Output Unit
Digital Output :
Output point digital
- Relay Output
- 110 Volt AC Output
(Solid State)
- 220 Volt AC Output
(Solid State)
- 24 Volt DC Output (
type PNP / NPN )
Analog Output : Output
point linier
- 0 – 10 Volt DC
- - 10 Volt – +10 Volt DC
- 4 – 20 mA DC
4.
Keunggulan PLC dibandingkan dengan
konvensional kontrol panel
a.
Sistem kontrol Programmable Logic Controller
(PLC)
1) Wiring relatif sedikit.
2) Spare part mudah.
3) Maintenance relatif mudah.
4) Pelacakan kesalahan sistem lebih sederhana.
5) Konsumsi daya relatif rendah.
6) Dokumentasi gambar sistem lebih sederhana dan mudah
dimengerti.
7) Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.
b.
Sistem konvensional kontrol panel
1) Wiring relatif komplek.
2) Spare part relatif sulit.
3) Maintenance membutuhkan waktu yang lebih lama.
4) Pelacakan kesalahan sistem sangat komplek.
5) Konsumsi daya listrik relatif tinggi.
6) Dokumentasi gambar sistem lebih banyak.
7) Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama.
5.
Beberapa contoh aplikasi dengan PLC :
A. Sistem konveyor
B. Pengolahan air
limbah
C. Lampu merah
Lalulintas
D. Robot kontroi
E. Mesin Moulding
(Moulding Injection)
F. Pabrik Semen
G. Pabrik Sepatu
H. Otomatisasi
Bangunan
I. Kontrol Lift
J. Pabrik makanan
K. Pabrik rokok
L. Pabrik mobil
M. Pabrik keramik
N. Pompa bensin
O. Pabrik kaleng
makanan
P. Mesin sablon
Q. Pabrik kaca
Referensi:
Bryan, L.A (1997).Programmable Controllers. Theory and Implementation. USA: Industrial Text Company
Bolton, \i\I (2006). Programmable Logic Controllers. USA:Elsevier
Ebel, Frank (2000). Fundamental of Electropneumatics. Germany: Festo Didactic
Petruzella, FD (2005). Programmable Logic Controllers, Singapore : McGraw H ill
Setiawan, I wan (2006). Progammable Logic Controller (PLC) dan Teknik Peroncongon Sistem Control. Yogyakarta : Andi Offset,
0 Response to "Kegiatan Belajar 1 Sistem Kontrol Terprogram"
Post a Comment